Makalah Ilmu Pendidikan - Konsep Dasar dan Praksis Kurikulum
MAKALAH
ILMU PENDIDIKAN
ILMU PENDIDIKAN
“KONSEP DASAR DAN PRAKSIS KURIKULUM”
Diajukan
Untuk Memenuhi Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
Dosen
Pengampuh : D*** R*******, S.Pd.I, M.Pd.I
[LAMBANG KAMPUS]
Disusun Oleh:
I******** K******** K******* ( 19 020* **** )
A****** N******** P***** U****** ( 19 020* **** )
I***** V******* H***** (
19 020* **** )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA
ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ******
2019
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ******
2019
KATA PENGANTAR
Bismillah, syukur Alhamdulillah kami
panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'alaa
yang atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
Dasar dan Praksis Kurikulum” ini. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas
dari ustadzah D*** R******, S.Pd.I, M.Pd.I, selaku dosen mata kuliah Ilmu
Pendidikan dengan tujuan agar dapat menambah wawasan mengenai kurikulum
pendidikan bagi para pembaca dan juga kami selaku penyusun.
Pembuatan
makalah ini pula tidak terlepas dari berbagai sumber referensi sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah
wawasan kita dalam mempelajari Ilmu Pendidikan serta dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
******, November 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………. i
Daftar Isi ………………………..…………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ………………………………………………………… 1
B. Rumusan
Masalah ……………………………………………………… 2
C. Tujuan
Makalah ………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep
Dasar Kurikulum ……………………………………………… 3
a.
Pengertian
Kurikulum …………………………………………...…. 4
b.
Karakter
Kurikulum ………………………………………………… 5
c.
Tujuan Kurikulum …………………………………………………. 6
d.
Konten Kurikulum …………………………………………………. 9
e.
Pengorganisasian
Kurikulum ………………………………………. 10
B. Praksis
Kurikulum …….……………………………………………….. 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 13
B. Kritik
dan Saran ……………………………………….………………. 15
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam melakukan suatu
kegiatan pasti akan memerlukan suatu perencanaan dan organisasi yang dilaksanakan
secara sistematis dan terstruktur agar dapat mencapai tujuan yang ditentukan
atau yang diharapkan. Demikian pula halnya pendidikan, diperlukan adanya
program yang terencana dan dapat mengantarkan proses pembelajaran atau
pendidikan sampai pada tujuan yang diharapkan. Proses, pelaksanaan, sampai
penilaian dalam pendidikan lebih dikenal dengan istilah “kurikulum pendidikan”.
Dalam dunia pendidikan,
kurikulum memunyai peranan yang penting karena merupakan operasionalisasi
tujuan yang hendak dicapai, bahkan tujuan tidak akan tercapai tanpa melibatkan
kurikulum pendidikan. Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok dalam
pendidikan. Kurikulum sendiri juga merupakan sistem yang mempunyai
komponen-komponen tertentu. Kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah dokumen
perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan
pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat
dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang
pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk
nyata.
Kurikulum sebagai
rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh
aspek kegiatan pendidikan. Pendidikan tidak mungkin berjalan dengan baik atau
berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan jika pendidikan tidak dijalankan
sesuai dengan kurikulum. Kurikulum yang dibuat tidak dapat mencapai
kesempurnaan jika dalam penyusunannya, penyusun kurikulum tidak memahami secara
utuh hakikat dan fungsi kurikulum.
Mengingat pentingnya
peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia,
maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep
dasar dari kurikulum. Oleh karena itu, pihak-pihak terkait dengan kurikulum
harus mengetahui hakikat kurikulum. Dalam makalah ini akan dibahas tentang
hakikat kurikulum tersebut.
B.
Rumusan
Masalah
Makalah
ini mempunyai rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa
pengertian dari kurikulum?
2. Bagaimana
teori dan praksis kurikulum?
3. Bagaimana
dasar ideologi kurikulum?
C.
Tujuan
Makalah
Tujuan
dari makalah adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui pengertian kurikulum.
2. Untuk
mengetahui Teori dan praksis kurikulum.
3. Untuk
mengetahui dasar ideologi kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Dasar Kurikulum
Konsep
terpenting yang perlu mendapatkan penjelasan dalam teori kurikulum adalah
konsep kurikulum. Ada beberapa konsep dasar kurikulum diantaranya sebagai
berikut:
1.
Konsep pertama, kurikulum
sebagai suatu substansi/rencana
Suatu
kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar
bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin
dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen
yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar,
jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen
tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para penyusun kurikulum dan
pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat
mencakup lingkup tertentu, suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun
seluruh negara.
2.
Konsep kedua,
adalah kurikulum sebagai suatu sistem
Sistem kurikulum
merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem
masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur
kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan
menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah tersusunnya suatu
kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara
kurikulum agar tetap dinamis.
3.
Konsep ketiga,
kurikulum sebagai suatu bidang studi
Yaitu bidang studi
kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan
dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu
tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum
mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan
dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal-hal
baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.
a.
Pengertian Kurikulum
Istilah “Kurikulum”
memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan
kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut
berbeda satu dengan yang lainnya dengan berat inti dan pandangan dari pakar
bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahas latin, yakni “Curriculae”,
artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu,
pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh
siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum,
siswa dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan
suatu bukti , bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana
pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara
satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain,
suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai
titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah
tertentu.
1. Menurut
Ronald C. Doll menjelaskan bahwa kurikulum sudah tidak lagi bermakna sebagai
rangkaian bahan yang akan dipelajari serta urutan pelajaran yang akan
dipelajari siswa, tetapi seluruh pengalaman yang ditawarkan pada anak-anak
peserta didik dibawah arahan & bimbingan sekolah (Doll, 1964: 15).
2. Sementara
Robert Gagne menegaskan, bahwa kurikulum adalah sekwensi isi dan bahan
pembelajaran yang dideskripsikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran setiap
unitnya itu dapat diselesaikan sebagai sebuah satuan utuh dan masing-masing
unit tersebut juga mendiskripsikan kapabilitas (kompetensi) siswa yang harus
dikuasai.
3. Menurut
Kerr, J. F kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di
luar sekolah (1968).
4. Menurut
Inlow, kurikulum merupakan usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah
untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan
(1966).
5. Menurut
Neagley dan Evans, kurikulum adalah semua pengalaman yang dirancang dan
dikemukakan oleh pihak sekolah (1967).
6. Menurut
Beauchamp, kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran
yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan
disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari (1968).
7. Menurut
Good V. Carter, kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran
yang sistematik (1973).
8. Menurut
UU No. 20 Tahun 2003, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional.
b.
Karakteristik
Kurikulum
Sesuai pengertian di
atas, maka kurikulum, sebagaimana dikemukakan Sukmadinata memiliki beberapa
karakteristik (Sukmadinata, 1997: 27) yaitu:
1. Kurikulum
sebagai suatu substansi yakni bahwa kurikulum adalah sebuah rencana
kegiatan belajar para siswa di sekolah, yang mencakup rumusan-rumusan tujuan,
bahan ajar, proses kegiatan pembelajaran, jadwal dan evaluasi hasil belajar.
2. Kurikulum
tersebut merupakan sebuah konsep yang telah disusun oleh para ahli dan
disetujui oleh para pengambil kebijakan pendidikan serta oleh masyarakat
sebagai user dari hasil pendidikan.
3. Kurikulum
sebagai sebuah sistem, yakni bahwa kurikulum merupakan rangkaian konsep tentang
berbagai kegiatan pembelajaran yang masing-masing unit kegiatan memiliki
keterkaitan secara koheren dengan lainnya dan bahwa kurikulum itu sendiri
memiliki keterkaitan dengan semua unsur dalam sistem pendidikan secara
keseluruhan.
4. Kurikulum
merupakan sebuah konsep dinamis, yakni bahwa kurikulum merupakan konsep
yang terbuka dengan berbagai gagasan perubahan serta penyesuaian-penyesuaian
dengan tuntutan pasar atau tuntutan idealisme pengembangan peradaban umat
manusia.
c.
Tujuan
Kurikulum
Tujuan adalah komponen
kurikulum yang sering dianggap komponen pertama dalam menyusun kurikulum karena
tujuan akan mengarah penyusunan komponen-komponen kurikulum
lainnya. Tetapi kenyataan lain menunjukkan bahwa banyak para guru atau
penyusun kurikulum yang kurang menyadari ada dan pentingnya peranan tujuan. Mereka
sering tidak menghiraukan komponen tujuan dan tidak pernah merumuskannya.
Bila sudah ada tujuan
dalam buku kurikulum, sering-sering rumusannya terlalu umum dan kurang jelas.
Masalah pokok dan paling sukar sehubungan dengan komponen tujuan,
yakni bagaimana menerjemahkan tujuan pendidikan yang sangat umum menjadi
tujuan bersifat khusus dan operasional, artinya tujuan yang benar-benar dapat
dicapai oleh murid-murid di dalam proses belajar dalam kelas.
Untuk memahami asal
mula atau bagaimana tersusunnya tujuan kurikulum dari suatu sekolah (lembaga
pendidikan) perlu diketahui tentang sumber-sumber yang membantu. Sumber-sumber
tersebut adalah berupa dasar-dasar kurikulum yakni filsafat dan tujuan
pendidikan, psikologi belajar, faktor anak dan masyarakat.
Pertama,
misalnya kita akan menuliskan tujuan kurikulum Sekolah Menengah Pertama di
Indonesia, maka tujuan tersebut harus sesuai sejalan dan sesumber pada tujuan
umum pendidikan di Indonesia. Agar dapat memahami sifat dan kedudukan
tujuan kurikulum suatu sekolah, perlu diketahui adanya hirarki tujuan
pendidikan. Hirarki tujuan pendidikan yang kita kenal, di Indonesia yaitu
sebagai berikut:
1.
Tujuan Umum
Pendidikan Nasional.
Tujuan
Nasional Dalam UU No. 2 tahun 1980 tentang sistem Pendidikan Nasional rumusan
tujuan pendidikan nasional disebutkan Pendidikan Nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia.
Indonesia
seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tariggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendidikan
umum dalam istilah ini ditinjau dari scope nasional. Tujuan umum
pendidikan nasional adalah tujuan yang mengandung rumusan kualifikasi umum yang
diharapkan telah dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia setelah
menyelesaikan suatu program pendidikan tertentu. Sumber tujuan umum ini
biasanya terdapat di dalam undang-undang atau ketentuan-ketentuan resmi tentang
pendidikan. Misalnya, tujuan umum pendidikan nasional kita yang telah
digariskan di dalam GBHN dan Undang-Undang Pokok Pendidikan. Tujuan umum ini
harus menjiwai tujuan pendidikan yang lain.
2.
Tujuan
Institusional
Tujuan
institusional pengkhususan dari tujuan umum dan berisi kualifikasi yang
diharapkan diperoleh anak-anak setelah menyelesaikan studinya dalam suatu
institusi atau lembaga pendidikan tertentu. Rumusan tujuan institusional
ini misalnya, seperti yang terdapat di dalam undang-undang pokok pendidikan No.
12 Tahun 1957 pasal 7:
a. Ayat
1 : Pendidikan dan pengajaran taman kanak-kanak termasuk menentukan
tumbuhnya rohani dan jasmani kanak-kanak, sebelum dia masuk
sekolah dasar.
b. Ayat
2 : Pendidikan dan pengajaran rendah bermaksud menentukan tumbuhnya rohani dan
jasmani anak, memberikan kesempatan kepadanya guna mengembangkan bakat dan
kesukaannya masing-masing dan memberikan dasar pengetahuan, kecakapan dan
ketangkasan, baik lahir maupun batin.
c. Ayat
3: Pendidikan dan pengajaran menengah (umum dan vak) bermaksud melanjutkan dan
meluaskan pendidikan dan pengajaran yang diberikan di sekolah rendah untuk
mengembangkan cita-cita hidup serta membimbing kesanggupan murid sebagai
anggota masyarakat, mendidik tenaga ahli dalam berbagai lapangan khusus
sesuai dengan bakat masing-masing dan kebutuhan masyarakat bagi pendidikan dan
pengajaran tinggi.
d. Ayat
4: Pendidikan dan Pengajaran Tinggi bermaksud memeberi kesempatan kepada
pelajar untuk menjadi orang yang dapat memberi pimpinan di dalam masyarakat dan
yang dapat memelihara kemajuan hidup kemasyarakatan.
e. Ayat
5: Pendidikan dan Pengajaran Luar biasa bermaksud memberi pendidikan kepada
orang-orang yang dalam keadaan kekurrangan, baik jasmani maupun rohaninya
supaya mereka memiliki kehidupan lahir batin yang layak.
Tujuan
institusional ini di samping tertulis dalam Undang-Undang biasa terdapat juga
dalam buku pedoman kerja (kurikulum) dari tiap-tiap lembaga pendidikan tertentu
dan biasanya dirumuskan lebih eksplisit, misalnya dalam buku Pedoman dan
Kurikulum SMP sebagai berikut. “Tujuan Umum Pendidikan di SMP adalah agar
lulusan:
a. Menjadi
warga Negara yang baik sebagai manusia yang utuh, sehat, kuat lahir dan
batin.
b. Menguasai
hasil pendidikan umum yang merupakan kelanjutan dari pendidikan di Sekolah
Dasar.
c. Memiliki
bekal untuk melanjutkan pelajarannya ke Sekolah Lanjutan Tinggi Atas dan untuk
terjun ke masyarakat.
3.
Tujuan Kurikuler
(bidang studi)
Tujuan
kurikuler adalah tujuan yang akan dicapai untuk tiap-tiap bidang studi
tertentu, misalnya dalam IPA, Bahasa Indonesia, Matematika, mata pelajaran
Bahasa Inggris, dan lain-lain. Setelah anak mengikuti kegiatan kurikuler dalam
bidang studi atau mata pelajaran tersebut, mereka diharapkan memiliki kualitas
tertentu.
4.
Tujuan
Instruksional
Tujuan
ini merupakan suatu rumusan yang melukiskan perubahan yang diharapkan dalam
diri murid bila ia telah menyelesaikan suatu kegiatan belajar
tertentu. Kegiatan belajar tersebut berhubungan dengan topik atau sub
topik atau unit/subunit dari mata pelajaran tertentu. Tujuan instruksional ini
dapat dijabarkan menjadi beberapa hal yaitu sebagai berikut.
a. Tujuan
Istruksional Umum
Tujuan
instruksional umum merupakan pernyataan hasil belajar yang diharapkan dimiliki
oleh murid-murid, tetapi belum dirumuskan, tetapi belum dirumuskan
sekhusus-khususnya dalam bentuk perubahan tingkah laku murid yang mudah
diamati dan tidak menimbulkan bermacam-macam tafsiran.
b. Tujuan
Istruksional Khusus
Tujuan
instruksional khusus adalah reumusan tujuan yang menggunakan istilah yang
operasional, dirumuskan dari sudut produkbelajar dan sudut perubahan, tingkah
laku anak serta dinyatakan dalam rumusan yang sekhusus mungkin, sehingga tujuan
tersebut mudah dinilai.
Sebagai
usaha merumuskan tujuan instruksional sekhusus dan sejelas mungkin, sehingga
bersifat operasional, dirumuskanlah tujuan-tujuan tersebut dalam bentuk tingkah
laku khusus dari anak yang mudah diobservasi dan dievaluasi (behavioral
objektive).
d.
Konten
Kurikulum
Konten atau materi
pelajaran sebenarnya merupakan komponen kurikulum yang amat
penting. Konten menyangkut jawaban terhadap pertanyaan, “apakah yang
diajarkan?”.
Konten ini seringkali
tidak diperhatikan. Artinya, konten seringkali diserahkan saja pada keputusan
guru atau diambil saja dari buku teks yang berlimpah-limpah, tanpa mengaitkan
dengan tujuan pendidikan, tujuan kurikulum atau dengan tujuan instruksional.
Hal
yang sama juga terjadi sebelum timbulnya reformasi kurikulum pada tahun 1960,
terutama di Amerika Serikat. Semua orang memberikan perhatian lebih terhadap
metode, media dan strategi yang digunakan dalam belajar, namun kurang
memperhatikan isi yang disampaikan. Oleh karenanya ahli kurikulum harus
memahami hakekat dan struktur konten yang menyangkut apa yang akan diajarkan.
Karena konten merupakan elemen kedua yang penting setelah tujuan untuk menyusun
kurikulum.
e.
Pengorganisasian
Kurikulum
Organisasi kurikulum
mencangkup urutan, aturan dan integrasi kegiatan-kegiatan belajar sedemikian
rupa guna pencapaian tujuan-tujuan. Organisasi kurikulum penting sekali
karena kaitan-kaitan antara kegiatan-kegiatan belajar dan materi pelajaran satu
sama lain akan menimbulkan dampak yang berbeda, baik tentang apa yang
dipelajari maupun cara bagaimana bahan, konten atau materi tertentu yang
dipelajari.
Terdapat
bebarapa jenis organisasi kurikulum dengan memiliki ciri-ciri tersendiri. Dalam
hal ini, Asep Herry Hernawan dkk (2002) menguraikan tentang 6 jenis organisasi
kurikulum, yaitu :
1.
Mata pelajaran
terpisah (isolated subject) ; kurikulum terdiri dari sejumlah mata
pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada
hubungan dengan mata pelajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada waktu
tertentu dan tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta
didik, semua materi diberikan sama
2.
Mata
pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk
mengurangi kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran.
Prosedur yang ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi
guna memudahkan peserta didik memahami pelajaran tertentu.
3.
Bidang studi
(broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan beberapa mata
pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang sama dan dikorelasikan
(difungsikan) dalam satu bidang pengajaran. Salah satu mata pelajaran
dapat dijadikan “core subject”, dan mata pelajaran lainnya dikorelasikan dengan
core tersebut.
4.
Program yang
berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum yang
menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata
pelajaran.
5.
Inti Masalah
(core program), yaitu merupakan suatu program yang berupa unit-unit
masalah, dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan
mata pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya
memecahkan masalahnya. Mata pelajaran-mata pelajaran yang menjadi
pisau analisisnya diberikan secara terintegrasi.
6.
Ecletic
Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi
kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.\
f.
Evaluasi
Kurikulum
Evaluasi kurikulum
merupakan bagian dari evaluasi pendidikan, yang memusatkan perhatiannya pada
program-program untuk peserta didik. Sedangkan evaluasi merupakan bagian
penting dalam proses pengembangan kurikulum, baik dalam pembuatan kurikulum
baru, memperbaiki kurikulum yang ada atau menyempurnakannya. Tujuan
evaluasi:
·
Untuk perbaikan
program
·
Pertanggungjawaban
kepada berbagai pihak
·
Penentuan tindak
lanjut hasil pengembangan
B.
Praksis
Kurikulum
Praksis adalah
suatu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan manusia, perkembangan yang progresif
dalam upaya memahami tujuan yang ditargetkan. Tindakan yang ditetapkan dan
direncanakan, berlaku bijak dan jelas dalam keadaan yang praktis, nyata dan
historis.
Dalam pelaksanaan
kurikulum sebagai praxis, elemen yang perlu diperhatikan :
1.
Ideologi yaitu
seperangkat keyakinan, norma-norma, dan pola pikir yang menjadi kerangka untuk
membuat penjelasan tentang dunia ini.
2.
Wacana adalah
apa yang dikatakan dan ditulis tentang suatu topik tertentu.
3.
Tindakan adalah
pelaksanaan dari apa yang sudah dipikirkan
Kurikulum merupakan
aktifitas praktik yang dilaksanakan pada kurun waktu dan tempat tertentu dan
memperhatikan dampak kondisi sosial dan historis terhadap keputusan kurikuler.
Teori dan praktik merupakan dua hal yang tidak terpisahkan dan saling
berhubungan.
Kurikulum dikembangakan
lewat interaksi yang dinamis antara tindakan dan refleksi. Dengan
demikian, kurikulum bukan hanya seperangkat rencana yang harus
diimplementasikan, tetapi juga dihasilkan lewat proses secara aktif yang
meliputi proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian secara resiprokal
dan terpadu. Teori-teori dan model kurikulum merupakan bagian dari wacana yang
membantu pembentukan prakktik kurikuler. Teori kurikulum akan menjadi
operasional lewat pemilihan atau pengembangan kerangka berpikir. Model
kurikulum merupakan pola umum untuk membentuk atau menciptakan rencana program
untuk jenjang pendidikan tertentu.
Para
ahli pendidikan jasmani mempelajari teori kurikulum dalam rangka
mengklarifikasi falsafah pendidikan seseorang, mengembangkan perspektif baru,
dan meningkatkan keterampilan praktis dalam pengembangan kurikulum. Sifat dan
kualitas program pendidikan jasmani masa yang akan datang akan tergantung
kepada perkembangan sosial, ekonomi, dan politik dan tergantung pada komitmen
dan upaya pelaksanaan tanggung jawab profesional untuk pembuatan keputusan
kurikuler masa datang.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Simpulan
dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a.
Konsep dasar
kurikulum meliputi 3 konsep, yaitu :
1.
Konsep pertama,
kurikulum sebagai suatu substansi/rencana yang artinya, suatu
kurikulum, dipandang orang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi
murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai.
2.
Konsep kedua,
adalah kurikulum sebagai suatu sistem yang berarti, suatu sistem kurikulum
mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu
kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya.
3.
Konsep ketiga,
kurikulum sebagai suatu bidang studi, ini merupakan bidang kajian para
ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran.
b.
Arti Kurikulum
menurut beberapa ahli sebagai berikut:
1.
Istilah
kurikulum berasal dari bahas latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang
harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah
jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk
memperoleh ijazah.
2.
Menurut Ronald
C. Doll menjelaskan bahwa kurikulum sudah tidak lagi bermakna sebagai rangkaian
bahan yang akan dipelajari serta urutan pelajaran yang akan dipelajari siswa,
tetapi seluruh pengalaman yang ditawarkan pada anak-anak peserta didik dibawah
arahan dan bimbingan sekolah (Doll, 1964: 15).
3.
Robert Gagne
menegaskan, bahwa kurikulum adalah sekwensi isi dan bahan pembelajaran yang
dideskripsikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran setiap unitnya itu dapat
diselesaikan sebagai sebuah satuan utuh dan masing-masing unit tersebut juga
mendiskripsikan kapabilitas (kompetensi) siswa yang harus dikuasai.
4.
Menurut Kerr, J.
F kurikulum adalah semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan
secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah
(1968).
5.
Menurut Inlow,
kurikulum merupakan usaha menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk
membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan (1966).
6.
Menurut Neagley
dan Evans, kurikulum adalah semua pengalaman yang dirancang dan
dikemukakan oleh pihak sekolah (1967).
7.
Menurut
Beauchamp, kurikulum adalah dokumen tertulis yang mengandung isi mata pelajaran
yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran, pilihan
disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari (1968).
8.
Menurut Good V.
Carter, kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang
sistematik (1973).
c.
Karakteristik
Kurikulum, kurikulum memiliki karakteristik sebagai suatu substansi, suatu
sistem dan suatu konsep dinamis.
d.
Tujuan kurikulum
meliputi:
a)
Tujuan umum pendidikan nasional adalah
tujuan yang mengandung rumusan kualifikasi umum yang diharapkan telah dimiliki
oleh setiap warga negara Indonesia setelah menyelesaikan suatu program
pendidikan tertentu.
b)
Tujuan
institusional, tujuan institutional adalah pengkhususan dari tujuan umum
dan berisi kualifikasi yang diharapkan diperoleh anak-anak setelah
menyelesaikan studinya dalam suatu institusi atau lembaga pendidikan tertentu.
c)
Tujuan Kurikuler
(bidang studi), tujuan kurikuler adalah tujuan yang akan dicapai untuk
tiap-tiap bidang studi tertentu, misalnya dalam IPA, Bahasa Indonesia,
Matematika, mata pelajaran Bahasa Inggris, dan lain-lain.
d)
Tujuan
Instruksional, tujuan ini merupakan suatu rumusan yang melukiskan perubahan
yang diharapkan dalam diri murid bila ia telah menyelesaikan suatu kegiatan
belajar tertentu.
e.
Konten kurikulum
adalah materi pelajaran yang harus sesuai dengan tujuan pendidikan, tujuan
kurikulum atau dengan tujuan instruksional.
f.
Pengorganisasian
kurikulum sebagaimana mencangkup urutan, aturan dan integrasi
kegiatan-kegiatan belajar sedemikian rupa guna pencapaian tujuan-tujuan.
g.
Evaluasi kurikulum,
evaluasi kurikulum merupakan bagian dari evaluasi pendidikan, yang memusatkan
perhatiannya pada program-program untuk peserta didik.
h.
Praxis adalah
suatu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan manusia, perkembangan yang progresif
dalam upaya memahami tujuan yang ditargetkan. Praksis kurikulum adalah
aktifitas praktik yang dilaksanakan pada kurun waktu dan tempat tertentu dan
memperhatikan dampak kondisi sosial dan historis terhadap keputusan kurikuler.
B.
Kritik
dan Saran
Kebutuhan
pendidikan kini semakin kompleks, begitu pula dengan kebutuhan kurikulum yang
ada juga semakin berkembang, maka disarankan agar tiap sekolah atau lembaga
pendidikan pendidikan menerapkan suatu sisten kurikulum yang sesuai dengan
keadaan lingkungan sekola[ hnya, karena sesuai dengan ketetapan pemerintah
kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP), maka sudah selayaknya pihak pengembang kurikulum mengembangkan
kurikulum sesuai dengan potensi daerahnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun
proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik,
kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ari, Juniar. 2011. Konsep Dasar Kurikulum. Diakses melaui http://juniarari.blogspot.sg/2011/11/konsep-dasar-kurikulum.html
Atri Fanidi. 2012. Konten dan Pengantar. Diakses melalui http://atrifaniditp2012.blogspot.com/2013/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar_26.html
Dalila, Sadida. 2010. Pengertian Kurikulum Sistem Landasan dan Prinsip Pengembanagannya.
Diakses melalui http://sadidadalila.wordpress.com/2010/11/30/pengertian-kurikulum-sistem-landasan-dan-prinsip-pengembangannya/
Dyah Andita. 2012. Model-Model Pengembangan Kurikulum. Diakses melalui http://dyahandita.blogspot.com/2012/04/1.html
Eka Rahma. 2013. Hakikat Kurikulum, Konsep Dasar Kurikulum, dan Komponen Kurikulum.
Diakses melalui http://ekarahmabersamawardah.blogspot.sg/2013/09/hakikat-kurikulum-konsep-dasar.html
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Bumi Aksara.
Mahmud. 2013. Model dan Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum. Diakses melalui http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2013/06/model-dan-langkah-langkah-pengembangan.html
Mulyasa, E. 2011. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Olivia, P.F. 1992. Developing Curriculum. New York: Harper
Colling Publisher.
Pengertianahli.id. 2013. Pengertian Kurikulum menurut Para Ahli. Diakses melalui http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-kurikulum-menurut-para-ahli.html
Rani, dkk. 2015. Konsep Dasar dan Praksis Kurikulum. Diakses melalui https://ranicristinayulia.blogspot.com/2015/03/konsep-dasar-dan-praksis-kurikulum.html
Rosyada, Dede. 2007. Paradigma Pendidikan Demokrasi. Jakarta: Kencana.
Sulistyo 2011. Kurikulum Sebagai Praksis. Diakses melalui http://sulistyos.blogspot.com/2011/10/kurikulum-sebagai-praksis.html
Suratman. 2012. Pengertian, Konsep, Fungsi dan Peranan Kurikulum. Diakses melalui http://suratmanskaters.blogspot.com/2012/09/pengertian-konsep-fungsi-dan-peranan.html
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu & Aplikasi Pendidikan. Bandung:
IMTIMA.
Tyler, R.W. 1975. Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago: The
University of Chicago Press.
Komentar
Posting Komentar